Pengertian masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma-norma adat yang sama-sama di taati dalam lingkungannya.Tatanan
kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang menjadi dasar kehidupan
sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia
yang memiliki cirri kehidupan yang khas. Masyarakat itu timbul dalam setiap
kumpulan individu, yang telah lama hidup dan bekerja sama dalam waktu yang
cukup lama.
Definisi Masalah
Sosial dan Jenis Masalah Sosial dalam Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian
antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat
menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok
atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara
nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber
masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah
sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus
seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat,
dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat
dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi :
Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya :
Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis :
Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis :
penyakit syaraf, aliran sesat, dsb
A.Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian
masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri
yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu
·
Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan
di desa.
·
Orang-orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang lain.
·
Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai
batas-batas yang nyata.
·
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota daripada warga desa.
·
Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan.
·
Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatka pentingnya factor
waktu bagi warga kota.
·
Perubahan-perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota, sebab
kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
B.Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup
bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada
situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan
pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan
sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang
sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”.
Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang
kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn
amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai
perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau
anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang
saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama
terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Adapun yang menjadi
ciri masyarakat desa antara lain :
Didalam masyarakat
pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat
bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
·
Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
·
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
·
Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama,
adapt istiadat, dan sebagainya
Masalah-masalah perkotaan
·
Banjir
Penyebab banjir di DKI Jakarta, secara umum terjadi karena dua faktor utama
yakni faktor alam dan faktor manusia. Penyebab banjir dari faktor alam antara
lain karena lebih dari 40% kawasan di DKI Jakarta berada di bawah muka air laut
pasang. Sehingga Jakarta Utara akan menjadi sangat rentan terhadap banjir
saat ini. Berbagai faktor penyebab memburuknya kondisi banjir Jakarta saat itu
ialah pertumbuhan permukiman yang tak terkendali disepanjang bantaran sungai,
sedimentasi berat serta tidak berfungsinya kanal-kanal dan sistem drainase yang
memadai. Kondisi ini diperparah oleh kecilnya kapasitas tampung sungai saat ini
dibanding limpasan (debit) air yang masuk ke Jakarta. Kapasitas sungai
dan saluran makro ini disebabkan karena konversi badan air untuk perumahan,
sedimentasi dan pembuangan sampah secara sembarangan
·
Urbanisasi
Berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 1995, tingkat urbanisasi
di Indonesia padatahun 1995 adalah 35,91 persen yang berarti bahwa 35,91 persen
penduduk Indonesia tinggal didaerah perkotaan. Tingkat ini telah meningkat dari
sekitar 22,4 persen pada tahun 1980 yanglalu. Sebaliknya proporsi penduduk yang
tinggal di daerah pedesaan menurun dari 77,6 persen pada tahun 1980
menjadi 64,09 persen pada tahun 1995.Meningkatnya kepadatan penduduk perkotaan
membawa dampak yang sangat besar kepadatingkat kenyamanan yang tinggi. Kota
seperti Jakarta misalnya tidak dirancang untuk melayanimobilitas penduduk lebih
dari 10 juta orang. Dengan jumlah penduduk lebih dari 8 juta penduduk saat
ini, ditambah dengan 4-6 juta penduduk yang melaju dari berbagai kota
sekitar Jakarta, menjadikan Jakarta sangatlah sesak.
·
Kriminalitas
Kejahatan atau kriminalitas di kota-kota besar sudah menjadi permasalahan
sosial yang membuat semua warga yang tinggal atau menetap menjadi resah, karena
tingkat kriminalitas yang terus meningkat setiap tahunnya.faktor penyebab
Tingkat pengangguran yang tinggi , Kurangnya lapangan pekerjaan membuat tingkat
kriminal juga meningkat karena kurangnya lapangan pekerjaan danKemiskinan yang
dialami oleh rakyat kecil kadang membuat mereka berfikir untuk melakukan
tindakan kriminalitas.
Masalah yang ada pedesaan
·
Pendidikan
Pada dasarnya, pendidikan yang baik itu haruslah mampu menciptakan proses
belajar mengajar yang efektif dan bermanfaat serta menjadikan masyarakat
pedesaan lebih terbuka dan akses terhadap pendidikan. Seiring perkembangan
zaman, pengertian pendidikan pun mengalami perkembangan.
Sehingga, pengertian pendidikan menurut beberapa ahli (pendidikan) berbeda,
tetapi secara esenssial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang
terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses
bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur
seperti pendidik, anak didik, tujuan dan lainnya.
Umumnya masyarakat pedesaan kurang begitu sadar akan pentingnya pendidikan,
Mereka lebih memilih mengajak anak-anak mereka berkebun atau bertani, ketimbang
menyekolahkan mereka. Alhasil banyak dari masyarakat pedesaan yang buta tulis
dan hitung. Oleh karena itu taraf hidup masyarakat pedesaan relative
Salah satu kendala yang telah disadari oleh pemerintah dalam bidang
pendidikan di tanah air adalah kesenjangan dan ketidakadilan dalam mengakses
terutama pendidikan. Hal ini yang menyebabkan kesadaran masyarakat di desa
sangat kurang dan tidak antusias serta memahami akan pentingnya pendidikan.
Selain itu, kendala lain negara berkembang termasuk Indonesia, untuk masa
yang lama menghadapi empat hambatan besar dalam bidang pendidikan, yaitu:
1. Peninggalan penjajah
dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya sangat rendah,
2. Anggaran untuk bidang
pendidikan yang rendah dan biasanya kalah bersaing dengan kebutuhan pembangunan
bidang lainnya,
3. Anggaran yang rendah
biasanya diarahkan pada bidang-bidang yang justru menguntungkan mereka yang
relatif kaya,
4. Karena anggaran
rendah, dalam pengelolaan pendidikan biasanya timbul pengelolaan yang tidak
efisien.
Hal ini terlihat dimana pemerintah tidak saja mampu merancang penerapan
kebijakan yang disukainya, tetapi juga menafsirkan ulang teks kebijakan sesuai
preferensi kebijakannya, termasuk dalam bidang pendidikan. Dimana kebijakan
disetujui, diterima, dan dilaksanakan oleh pranata pemerintah.
Manfaat pendidikan bagi masyarakat pedesaan sebagai instrumen pembebas, yakni
membebaskan masyarakat pedesaan dari belenggu kemiskinan, keterbelakangan,
kebodohan, dan penindasan. Selain itu, pendidikan yang baik seharusnya
berfungsi pula sebagai sarana pemberdayaan individu dan masyarakat desa
khususnya guna menghadapi masa depan. Pendidikan difokuskan melalui sekolah,
pesantren, kursus-kursus yang didirikan di pedesaan yang masyarakatnya masih
‘buta’ akan ilmu.
Masyarakat pedesaan yang terberdayakan sebagai hasil pendidikan yang baik
dapat memiliki nilai tambah dalam kehidupan yang tidak dimiliki oleh masyarakat
yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Sehingga jelas, peranan pendidikan
sebagai kebutuhan pokok yang mendasar dan haruslah terpenuhi bagi masyarakat
pedesaan dalam manfaat lainnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesajahteraan
hidup yang berkelanjutan.
·
Tingginya angka kemiskinan
Dalam upaya percepatan pembangunan di segala bidang masih terdapat beberapa
kendala,antara lain masih tingginya angka penduduk miskin, walaupun selama
empat tahun terakhir jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sekitar 19,51%
dari jumlah penduduk miskin tahun 2001 yaitu sebanyak 164.125 jiwa. Dari
penurunan jumlah penduduk miskin tersebut sampai pada tahun 2005 jumlah
penduduk miskin masih sebanyak 132.125 jiwa atau 24,28 %.
·
Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia
Peningkatan layanan pendidikan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan
kompetensi anak didik. Output layanan pendidikan dengan pendekatan
Indek Pembangunan Manusia (IPM) masih menunjukkan kondisi yang jauh dari
harapan. Indek Pembangunan Manusia komponen pendidikan tahun 2004 menunjukkan
angka 6,18 tahun atau masih lebih rendah dari rata-rata IPM Jawa Timur dengan
capai 6,55. Namun bila dibandingkandengan IPM tahun 2003 terdapat kenaikan
0,13. Demikian pula segi kesehatan masih banyak yang perlu mendapatkan
perhatian, khususnya angka kematian ibu dan anak dan kesakitan malaria masih
relatif tingginya
.
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.Perbedaan antara Masyarakat
Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan:
Masyarakat
Pedesaan
|
Masyarakat
Perkotaan
|
Warga
memiliki hubungan yang lebih erat.
|
Jumlah
penduduknya tidak tentu.
|
System
kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan.
|
Bersifat
individualistis.
|
Umumnya
hidup dari pertanian.
|
Pekerjaan
lebih bervariasi, lebih tegas batasannya, dan lebih sulit mencari pekerjaan.
|
Golongan
orang tua memegang peranan penting.
|
Peruahan
social terjadi secara cepat, meimbulkan konflik antara golongan muda dengan
golongan orang tua.
|
Dari sudut
pemerintahan, hubungan antara penguasa dan rakyat bersifat informal.
|
Interaksi
lebih disebabkan factor kepentingan daripada faktor pribadi.
|
Perhatian
masyarakat lebih pada keperluan utama kehidupan.
|
Peratian
lebih pada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan masalah prestise.
|
Kehidupan
keagamaan lebih kental.
|
Kehidupan
keagamaan lebih longgar.
|
Banyak
berurbanisasi ke kota karena ada faktor menarik dari kota.
|
Banyak
migrant yang berasal dari daerah dan berakibat negative di kota, yaitu
pengangguran, naiknya kriminalitas, persoalan rumah, dll.
|
ASPEK POSITIF DAN
NEGATIF
Perkembangan kota
merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan
politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang
memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota
sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat
dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang
meliputi :
- Wisma : Untuk tempat
berlindung terhadap alam sekelilingnya.
- Karya : Untuk penyediaan
lapangan kerja.
- Marga : Untuk
pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
- Suka : Untuk fasilitas
hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
- Penyempurnaan : Untuk
fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka
fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
a) Aparatur kota harus
dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka
pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b)
Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus
dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya ;
c)
Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak ,
maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru ;
d) Dalam rangka pemekaran
kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota
dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi
wilayah kabupaten dan sekitarnya .
Oleh karena itu maka
kebijaksanaan perencanaan dan mengembangkan kota harus dapat dilihat dalam
kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional . Rumusan pengembangan
kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai
berikut :
1) Menekan angka
kelahiran
2) Mengalihkan pusat
pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
3) Membendung urbanisasi
4) Mendirikan kota
satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah
5) Meningkatkan fungsi
dan peranan kota – kota kecil atau desa – desa yang telah ada di sekitar kota
besar
6) Transmigrasi bagi
warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.
Referensi :
http://zein-homework.blogspot.co.id/2012/12/masalah-sosial-di-desa-dan-perkotaan_28.html
http://www.apyusa.com/2015/11/masyarakat-pedesaan-dan-perkotaan.html
http://wasnudin.blogdetik.com/2010/11/19/masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat-perkotaan/