Selasa, 08 Desember 2015

MASALAH SOSIAL DI DESA DAN PERKOTAAN

Pengertian masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma adat yang sama-sama di taati dalam lingkungannya.Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki cirri kehidupan yang khas. Masyarakat itu timbul dalam setiap kumpulan individu, yang telah lama hidup dan bekerja sama dalam waktu yang cukup lama.

Definisi Masalah Sosial dan Jenis Masalah Sosial dalam Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb

A.Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan  masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu
·         Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
·         Orang-orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
·         Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
·         Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
·         Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan.
·         Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatka pentingnya factor waktu bagi warga kota.
·         Perubahan-perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

B.Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”.
Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
·         Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
·         Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
·         Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya

Masalah-masalah perkotaan

·         Banjir

Penyebab banjir di DKI Jakarta, secara umum terjadi karena dua faktor utama yakni faktor alam dan faktor manusia. Penyebab banjir dari faktor alam antara lain karena lebih dari 40% kawasan di DKI Jakarta berada di bawah muka air laut pasang.  Sehingga Jakarta Utara akan menjadi sangat rentan terhadap banjir saat ini. Berbagai faktor penyebab memburuknya kondisi banjir Jakarta saat itu ialah pertumbuhan permukiman yang tak terkendali disepanjang bantaran sungai, sedimentasi berat serta tidak berfungsinya kanal-kanal dan sistem drainase yang memadai. Kondisi ini diperparah oleh kecilnya kapasitas tampung sungai saat ini dibanding limpasan (debit) air yang masuk ke Jakarta.  Kapasitas sungai dan saluran makro ini disebabkan karena konversi badan air untuk perumahan, sedimentasi dan pembuangan sampah secara sembarangan

·         Urbanisasi

Berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 1995, tingkat urbanisasi di Indonesia padatahun 1995 adalah 35,91 persen yang berarti bahwa 35,91 persen penduduk Indonesia tinggal didaerah perkotaan. Tingkat ini telah meningkat dari sekitar 22,4 persen pada tahun 1980 yanglalu. Sebaliknya proporsi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan menurun dari 77,6 persen pada tahun 1980 menjadi 64,09 persen pada tahun 1995.Meningkatnya kepadatan penduduk perkotaan membawa dampak yang sangat besar kepadatingkat kenyamanan yang tinggi. Kota seperti Jakarta misalnya tidak dirancang untuk melayanimobilitas penduduk lebih dari 10 juta orang. Dengan jumlah penduduk lebih dari 8 juta penduduk saat ini, ditambah dengan 4-6 juta penduduk yang melaju dari berbagai kota sekitar Jakarta, menjadikan Jakarta sangatlah sesak.

·         Kriminalitas

Kejahatan atau kriminalitas di kota-kota besar sudah menjadi permasalahan sosial yang membuat semua warga yang tinggal atau menetap menjadi resah, karena tingkat kriminalitas yang terus meningkat setiap tahunnya.faktor penyebab Tingkat pengangguran yang tinggi , Kurangnya lapangan pekerjaan membuat tingkat kriminal juga meningkat karena kurangnya lapangan pekerjaan danKemiskinan yang dialami oleh rakyat kecil kadang membuat mereka berfikir untuk melakukan tindakan kriminalitas.

Masalah yang ada pedesaan

·         Pendidikan

Pada dasarnya, pendidikan yang baik itu haruslah mampu menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan bermanfaat serta menjadikan masyarakat pedesaan lebih terbuka dan akses terhadap pendidikan. Seiring perkembangan zaman, pengertian pendidikan pun mengalami perkembangan.
Sehingga, pengertian pendidikan menurut beberapa ahli (pendidikan) berbeda, tetapi secara esenssial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan lainnya.
Umumnya masyarakat pedesaan kurang begitu sadar akan pentingnya pendidikan, Mereka lebih memilih mengajak anak-anak mereka berkebun atau bertani, ketimbang menyekolahkan mereka. Alhasil banyak dari masyarakat pedesaan yang buta tulis dan hitung. Oleh karena itu taraf hidup masyarakat pedesaan relative
Salah satu kendala yang telah disadari oleh pemerintah dalam bidang pendidikan di tanah air adalah kesenjangan dan ketidakadilan dalam mengakses terutama pendidikan. Hal ini yang menyebabkan kesadaran masyarakat di desa sangat kurang dan tidak antusias serta memahami akan pentingnya pendidikan.
Selain itu, kendala lain negara berkembang termasuk Indonesia, untuk masa yang lama menghadapi empat hambatan besar dalam bidang pendidikan, yaitu:
1.     Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya sangat rendah,
2.     Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan biasanya kalah bersaing dengan kebutuhan pembangunan bidang lainnya,
3.     Anggaran yang rendah biasanya diarahkan pada bidang-bidang yang justru menguntungkan mereka yang relatif kaya,
4.     Karena anggaran rendah, dalam pengelolaan pendidikan biasanya timbul pengelolaan yang tidak efisien.
Hal ini terlihat dimana pemerintah tidak saja mampu merancang penerapan kebijakan yang disukainya, tetapi juga menafsirkan ulang teks kebijakan sesuai preferensi kebijakannya, termasuk dalam bidang pendidikan. Dimana kebijakan disetujui, diterima, dan dilaksanakan oleh pranata pemerintah.
Manfaat pendidikan bagi masyarakat pedesaan sebagai instrumen pembebas, yakni membebaskan masyarakat pedesaan dari belenggu kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, dan penindasan. Selain itu, pendidikan yang baik seharusnya berfungsi pula sebagai sarana pemberdayaan individu dan masyarakat desa khususnya guna menghadapi masa depan. Pendidikan difokuskan melalui sekolah, pesantren, kursus-kursus yang didirikan di pedesaan yang masyarakatnya masih ‘buta’ akan ilmu.
Masyarakat pedesaan yang terberdayakan sebagai hasil pendidikan yang baik dapat memiliki nilai tambah dalam kehidupan yang tidak dimiliki oleh masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Sehingga jelas, peranan pendidikan sebagai kebutuhan pokok yang mendasar dan haruslah terpenuhi bagi masyarakat pedesaan dalam manfaat lainnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesajahteraan hidup yang berkelanjutan.

·         Tingginya angka kemiskinan

Dalam upaya percepatan pembangunan di segala bidang masih terdapat beberapa kendala,antara lain masih tingginya angka penduduk miskin, walaupun selama empat tahun terakhir jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sekitar 19,51% dari jumlah penduduk miskin tahun 2001 yaitu sebanyak 164.125 jiwa. Dari penurunan jumlah penduduk miskin tersebut sampai pada tahun 2005  jumlah penduduk miskin masih sebanyak 132.125 jiwa atau 24,28 %. 

·         Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia

Peningkatan layanan pendidikan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan kompetensi anak didik. Output layanan pendidikan dengan pendekatan Indek Pembangunan Manusia (IPM) masih  menunjukkan kondisi yang jauh dari harapan. Indek Pembangunan Manusia komponen pendidikan tahun 2004 menunjukkan angka 6,18 tahun atau masih lebih rendah dari rata-rata IPM Jawa Timur dengan capai 6,55. Namun bila dibandingkandengan IPM tahun 2003 terdapat kenaikan 0,13. Demikian pula segi kesehatan masih banyak yang perlu mendapatkan perhatian, khususnya angka kematian ibu dan anak dan kesakitan malaria masih relatif tingginya
.
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.Perbedaan antara Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan:
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Perkotaan
Warga memiliki hubungan yang lebih erat.
Jumlah penduduknya tidak tentu.
System kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan.
Bersifat individualistis.
Umumnya hidup dari pertanian.
Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya, dan lebih sulit mencari pekerjaan.
Golongan orang tua memegang peranan penting.
Peruahan social terjadi secara cepat, meimbulkan konflik antara golongan muda dengan golongan orang tua.
Dari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa dan rakyat bersifat informal.
Interaksi lebih disebabkan factor kepentingan daripada faktor pribadi.
Perhatian masyarakat lebih pada keperluan utama kehidupan.
Peratian lebih pada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan masalah prestise.
Kehidupan keagamaan lebih kental.
Kehidupan keagamaan lebih longgar.
Banyak berurbanisasi ke kota karena ada faktor menarik dari kota.
Banyak migrant yang berasal dari daerah dan berakibat negative di kota, yaitu pengangguran, naiknya kriminalitas, persoalan rumah, dll.

ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
-       Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
-       Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
-       Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
-       Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
-       Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
a)     Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b)     Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya ;
c)     Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru ;
d)     Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .
Oleh karena itu maka kebijaksanaan perencanaan dan mengembangkan kota harus dapat dilihat dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional . Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :
1)     Menekan angka kelahiran
2)     Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
3)     Membendung urbanisasi
4)     Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah
5)     Meningkatkan fungsi dan peranan kota – kota kecil atau desa – desa yang telah ada di sekitar kota besar
6)     Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.

Referensi :
http://zein-homework.blogspot.co.id/2012/12/masalah-sosial-di-desa-dan-perkotaan_28.html
http://www.apyusa.com/2015/11/masyarakat-pedesaan-dan-perkotaan.html
http://wasnudin.blogdetik.com/2010/11/19/masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat-perkotaan/



Selasa, 17 November 2015

PERGAULAN BEBAS DI KALANGAN REMAJA

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun.Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.berbicara tentang pergaulan dikalangan remaja terutama pergaulan yang bebas tentu saja kita akan banyak membicarakan sebab akibatnya .
Di zaman globalisasi ini, remaja harus diselamatkan dari dampak globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk, sementara tidak cocok dengan kebudayaan di negara tertentu yang melanggar aturan norma yang berlaku.Terutama negara-negara yang masih menerapkan adat ketimuran termasuk negara kita yaitu indonesia. Sebagai contoh kebudayaan asing yaitu free sexs itu tidak cocok dengan kebudayaan kita.
Pada saat ini,menurut saya kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis,Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya yang banyak merupakan orang tua. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar.
Dunia remaja adalah yang penuh dengan perubahan. Berbagai aktivitas menjadi bagian dari penjelasan usianya yang terus bertambah, tentu saja karena remaja yang sedang mengalami masa pubertas yang mempunyai dorongan atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan mulai timbul rasa ketertarikan dengan lawan jenis. Pada masa tersebut, remaja mengalami perkembangan seksual. Kematangan organ seksualnya berfungsi, baik untuk reproduksi (menghasilkan keturunan) maupun reaksi (mendapatkan kesenangan). ( Imran, 1998:34).
Departemen kesehatan RI mencatat bahwa setiap tahunnya terjadi 700 ribu kasus aborsi pada remaja atau 30% dari total 2 juta kasus dimana sebagian besar dilakukan oleh dukun. Dari penelitian yang dilakukan PKBI tahun 2005 di 9 kota mengenai aborsi dengan 37.685 responden, 27% dilakukan oleh klien yang belum menikah dan biasanya sudah mengupayakan aborsi terlebih dahulu secara sendiri dengan meminum jamu khusus. Sementara 21,8% dilakukan oleh klien dengan kehamilan lanjut dan tidak dapat dilayani permintaan aborsinya. 

Bahaya Pergaulan Bebas Di kalangan Remaja

Kasus yang muncul akibat pergaulan bebas di kalangan remaja semakin meningkat dimana-mana.Perilaku menyimpang dikalangan remaja atau yang biasa disebut dengan kenakalan remaja bentuknya bermacam-macam seperti perkelahian secara perorangan atau kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian, perampokan, penganiayaan, penyalahgunaan narkoba, dan seks bebas pranikah, Bentuk-bentuk kenakalan yang demikian biasa disebut juga dengan pergaulan bebas. Bentuk kenakalan remaja itu sering kita jumpai di kalangan remaja saat ini baik di lingkungan kita maupun jauh dari lingkungan kita.

Perilaku yang penuh dengan kebebasan seringkali mengarah pada kenakalan yang sangat mencemaskan dan Sangat menyedihkan saat perilaku ini mengakibatkan tingginya jumlah penyimpangan dikalangan remaja. Penyimpangan-penyimpangan yang kasusnya makin marak dan menarik untuk dibahas adalah pergaulan bebas atau lebih spesifiknya disebut seks bebas.

Karena Dari tahun ke tahun kasus seks bebas di negeri ini makin banyak saja jumlahnya, dan tak dapat dipungkiri bahwa sebagian pelakunya adalah remaja (pelajar dan mahasiswa) para pelajar pun dimulai dari saat mereka SMP,sungguh miris!. Di berbagai media pemberitaan baik media massa ataupun media elektronik, yang namanya kasus seks bebas selalu saja muncul dan menimbulkan kekhawatiran orang tua.Banyak orang tua yang cenderung menutup anak-anaknya dari dunia luar dengan tujuan menjauhkan dari kemungkinan terkena pergaulan bebas,tapi cara ini juga dapat menjadikan anak menjadi individu yang anti sosial.
Masalah ini semakin complicated,setiap orang sellau bertanya bagaimana mengurangi maraknya kasus seks bebas di kalangan pelajar maupun siswa?jawaban dari pertanyaan ini adalah kembali ke pribadi masing-masing. Tetapi masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pergaulan bebas ini,andil orang tua dalam pencegahan sangatlah besar karena mulai dari rumah pencegahan ini dilakukan,orang tua dapat memberikan didikan yang benar dan menanamkan norma agama seta norma kesopanan sejak dini kepada anak-anak mereka.
Sehingga saat mereka keluar dari rumah dan berinteraksi denganberbagai orang yang memiliki sifat dan perilaku beragam dia telah memiliki pondasi yang kuatdari keluarga dan agamanya. Banyak orang bilang bahwa masa remaja merupakan masa yang rentan, seorang anak dalam menghadapi gejolak biologisnya dan masa remaja itu masa dimana anak-anak selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang membuat mereka penasaran biasa di sebut masa pencarian jatidiri. Apalagi ditunjang dengan era globalisasi dan era informasi yang sedemikian rupa menyebabkan remaja sekarang terpancing untuk coba-coba mempraktekkan apa yang dilihatnya dari internet.
                Terlebih bila apa yang dilihatnya merupakan informasi tentang indahnya seks bebas yang bisa membawa dampak pada remaja itu sendiri.Lebih parahnya tentang seks bebas, menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa tujuh dari dari sepuluh perempuan telah melakukan hubungan seksual sebelum berumur 20 tahun. Sementara satu dari enam pelajar perempuan aktif bergaul seks bebas. Paling sedikit mereka berganti pasangan dengan empat laki-laki yang berbeda-beda. Kenyataan tersebut menunjukkan betapa ironisnya kondisi remaja kita saat ini.

Ciri-Ciri Pergaulan Bebas:
1.       Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sexs bebasnya
2.       Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dari jalan yang haram dan keji
3.       Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat
4.       Rasa ingin tahu yang besar
5.       Rasa ingin mencoba dan merasakan
6.       Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi
7.       Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin melawan, rasa malas, perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu ingin mencoba dalam banyak hal.
8.       Kesukaran yang dialami timbul akibat konflik karena keinginannya menjadi dewasa dan berdiri sendiri dan keinginan akan perasaan aman sebagai seorang anak dalam keluarganya.
9.       Banyak mengalami tekanan mental dan emosi
10.   Terjerat dalam pesta hura-hura ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain
                      
Dampak Dari Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba dan mengkonsumsi minuman keras. Ini identik sekali dengan adanya seks bebas,yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS, dan penyakit lainnya. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.mulai dari kehidupannya di dalam keluarga maupun lingkungan sosial yang mengakibatkan mereka mendapatkan tekanan akibat dari perilaku menyimpang mereka.
Tekanan itu Bisa berupa banyaknya teman-teman dia yang tiba-tiba menjauhi,mulai dikucilkan di lingkungan pergaulan sehari-hari. Ini bukan rahasia umum lagi bagaimana lingkungan sosial menghukum anak-anak remaja tersebut.Dampak dari pergaulan bebas ini mencoreng kehidupan remaja yang semestinya masih di penuhi dengan kegiatan bermain dan belajar .

Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas
Selain daripada solusi dengan meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan YME masih banyak solusi lainnya, Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki Cara Pandang
Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam kenyataan, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga bila ia mendapatkan kekecewaan dapat menghadapi dengan positif.
2. Menjaga Keseimbangan Pola Hidup
Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat.
3. Jujur Pada Diri Sendiri
Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing.
4. Memperbaiki Cara Berkomunikasi
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat
5. Perlunya Remaja Berpikir Untuk Masa Depan
            Yaitu remaja harus memiliki cita-cita ,dan dia harus memiliki keinginan yang kuat untuk mewujudkannya sehingga waktu sehari-harinya digunakan dengan bermaanfaat guna untuk mencapai cita-citanya di masa depan.
6. Menanamkan Nilai Ketimuran
Kalangan remaja kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran.
7. Mengurangi Menonton Televisi
Televisi idealnya bisa menjadi sarana mendapatkan informasi yang mendidik dan bisa meningkatkan kualitas hidup seseorang. Namun, kenyataannya, saat ini harapan itu sangat jauh. Televisi kita terutama stasiun televisi swasta, mereka lebih banyak menampilkan acara hiburan, maupun sinetron-sinetron yang menawarkan nilai-nilai gaya hidup bebas, hedonis. Begitu juga beragam tayangan infotainment yang kadang menayangkan acara perselingkuhan, sex bebas di kalangan artis.
8. Banyak Beraktivitas Secara Positif
9. Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas
Dikalangan muda, pergaulan bebas sering dilakukan karena bisa jadi mereka tidak tahu akibat yang ditimbulkannya.jadi sosialisasi pergaulan bebas sangat perlu .

10. Menegakkan Aturan Hukum

Bagi yang bangga tersebut, tak ada hal lain yang bisa menghentikan selain adanya perangkat hukum dan aturan hukum yang bisa menjeratnya. Setidaknya sebagai efek jera. Yang demikian harus dirumuskan dan  dilaksanakan melalui hokum yang berlaku di negara kita. Langkah ini sebagai benteng terakhir untuk menyelamatkan anak-anak muda dari amoralitas karena perilaku pergaulannbebas yang lambat laun otomatis akan merusak bangsa ini. Demikian yang bisa saya sampaikan tentang pembahasan ini dengan berbagai bantuan sumber yang saya dapat.semoga bermanfaat dan kita semua sama-sama dapat mengurangi maraknya kasus pergaulan bebas di lingkungan kita.

Referensi:
https://windasirumapea.wordpress.com/2013/11/03/pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja/
http://www.kompasiana.com/harniandriani/pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja-yang-mengkhawatirkan_54f93d6aa3331112678b4c33

Selasa, 20 Oktober 2015

HUBUNGAN IPTEK DAN PEMBANGUNAN NASIONAL



I.PENDAHULUAN
Manusia tidak dapat dipisahkan dari teknologi, teknologi terkandung didalam dirinya dan didalam cara-cara hidupnya dalam masyarakat. Sebaliknya teknologi tidak dapat terlepas dari manusia, teknologi itu hanya ada karena diciptakan oleh manusia. Kemampuan berpikir manusia yang sistimatis, analitis, mendalam dan berjangka panjang menghasilkan ilmu pengetahuan. Ilmu Pengetahuan melahirkan teknologi, yaitu cara-cara berdasar ilmu untuk menghasilkan barang atau jasa.
Manusia memanfaatkan teknologi untuk menyempurnakan proses-proses nilai tambah yaitu proses-proses merubah bahan mentah dan barang-barang setengah jadi menjadi barang-barang jadi yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Teknologi penting karena merupakan penggerak utama proses nilai tambah tersebut. Sedangkan proses nilai tambah itu sendiri merupakan proses kompleks yang berjalan terus menerus dan hanya dapat dikatakan berhasil jika pemanfaatan mesin-mesin, ketrampilan manusia, dan material sepenuhnya dapat diintegrasi oleh teknologi sehingga menghasilkan produk barang dan jasa yang bernilai lebih tinggi dari nilai material dan masukkan lainnya. Karena sifat integratif inilah maka dalam suatu proses ekonomi apapun juga, teknologi merupakan unsur yang paling menentukan dalam proses nilai tambah.
Semakin effisien dan produktif proses-proses nilai tambah, semakin meningkat taraf hidup masyarakatnya. Taraf hidup manusia yang meningkat melahirkan cara-cara berpikir, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang lebih maju lagi. Dan demikian seterusnya.
Maka lahirlah suatu lingkaran peningkatan antara tingkat perkembangan teknologi karena taraf kehidupan manusia dan taraf kehidupan manusia karena tingkat perkembangan teknologi.
Dengan demikian hadirnya teknologi dalam kehidupan manusia berarti memungkinan peningkatan kemampuan berproduksi dan peningkatan taraf kehidupan dalam masyarakat itu.

II.ISI
Hubungan IPTEK dengan kemajuan pembangunan nasional sangat erat, karena dalam kehidupan Sehari-hari tanpa disadari untuk beraktifitas melakukan pekerjaan sehari-hari mulai pagi dari rumah kesekolah dan kembali kerumah, banyak menggunakan IPTEK. Seseorang menyatakan bahwa manusia sudah menggunakan teknologi seja zaman dahulu kala, seperti memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah sebagai teknologi sederhana.
Teknologi kini telah menyebar dalam kehidupan manusia, bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK dalam rangka untuk mengolah sumber daya alam yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Namun, dengan realita yang ada karena semakin canggih perkembangan teknologi, telah membuat masyarakat menjadi malas yang disebabkan oleh kemudahan-kemudahan yang ada tersebut.
stilah “teknologi” dapat diartikan antara lain sebagai studi tentang teknik-teknik, namun pada umumnya istilah tersebut dipakai untuk menerapkan perkembangan dan penerapannya. Kegiatan manusia dalam teknologi ditujukan pada suatu tujuan dan pada penyelesaian (pemecahan) setiap masalah yang menghalangi tercapainya tujuan tersebut. Dan pada usaha itu manusia mempergunakan semua teknik dan konsep-konsep ilmiah yang tersedia baginya.
Selanjutnya juga disadari bahwa pengertian mengenai teknologi adalah sentral bagi peninjauan kembali yang radikal tentang hubungan antara pendidikan sains dan dunia kerja. Selanjutnya juga disarankan agar pada pendidikan nonformal, pengajaran, dan latihan-latihan IPTEK haruslah erat hubungannya dengan masalah-masalah dimasyarakat dan untuk memperluas/meningkatkan kerajinan dan teknologi yang ada.
Istilah “teknologi” dapat diartikan antara lain sebagai studi tentang teknik-teknik, namun pada umumnya istilah tersebut dipakai untuk menerapkan perkembangan dan penerapannya. Kegiatan manusia dalam teknologi ditujukan pada suatu tujuan dan pada penyelesaian (pemecahan) setiap masalah yang menghalangi tercapainya tujuan tersebut. Dan pada usaha itu manusia mempergunakan semua teknik dan konsep-konsep ilmiah yang tersedia baginya.
Selanjutnya juga disadari bahwa pengertian mengenai teknologi adalah sentral bagi peninjauan kembali yang radikal tentang hubungan antara pendidikan sains dan dunia kerja. Selanjutnya juga disarankan agar pada pendidikan nonformal, pengajaran, dan latihan-latihan IPTEK haruslah erat hubungannya dengan masalah-masalah dimasyarakat dan untuk memperluas/meningkatkan kerajinan dan teknologi yang ada.
Selanjutnya, ditonjolkan pula suatu isu bahwa pendidikan sains haruslah mengenal serta memperhatikan kebudayaan tradisional. Haruslah mendorong adanya suatu hubungan komplementer diantara kebudayaan internasional dengan kekuatan-kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan sebagai dasar pemikiran yang sangat penting didalam reformasi pendidikan sains. Sebagai suatu pegangan untuk memilih bahan/isi pendidikan sains dan teknologi dapat kita perhatikan masalah-masalah yang menjadi fokus penelitian dalam dasawarsa-dasawarsa yang akan datang serta bidang-bidang ilmu dan teknologi yang cenderung akan berkembang cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi internasional mempunyai dampak yang besar pada perkembangan IPTEK nasional, sedangkan kecenderungan arah perkembangan IPTEK dunia adalah dalam bidang-bidang sebagai berikut:
 Semikonduktor, mikroelektronik, mikro prosesor, komputer
Informatika
Robotika
IPTEK bahan-bahan (polymeer, keramik, logam-logam langka)
Superkonduktivitas (metalurgi penghantar listrik)
Teknologi ruang angkasa (proses-proses kimia/hayati dalam ruang tanpa robot, meteorologi, seismologi)
Telekomunikasi
Bioteknologi dan kerekayasaan genetika (dalam bidang kedokteran, pertanian, industri)
Teknologi membran (ultrafiltrasi dan osmosis untuk desalinasi prosesing air limbah, pemurnian bahan)
Energi alternatif (angin, surya, biomassa, selvoltaik)
Kelautan (pertambangan laut, dan energi pasang surut: OTEC dan sebagainya)
IPTEK di Indonesia dikembangkan untuk :
Mengenal lebih dekat mendalam dan meningkatkan nilai tambah sumber-sumber daya alam dan pemanfaatannya dengan pengelolaan yang memperhatikan kelestarian dan lingkungannya.
Menunjang industrialisasi yang mampu menghasilkan produk yang bermutu dan dapat memenuhi kebutuhan nasional serta mampu bersaing dipasaran internasional
Meningkatkan mutu dan ketangguhan sektor pertanian
Meningkatkan daya guna investasi teknologi yang telah ada untuk menunjang pembangunan yang berwawasan lingkungan
Menggali ilmu baru dan mengembangkan teknologi baru dalam meningkatkan kemampuan IPTEK pada umumnya.
Peningkatan kesadaran dan ketahanan berbangsa dan bernegara.
Pengembangan dan penerapan IPTEK harus sejauh mungkin memenuhi kriteria ketepatgunaan, yakni :
Segi teknis dapat dilaksanakan
Segi sosial akseptable
Secara ekonomi dapat dipertanggungjawabkan, dan
Secara ekologi tidak menurunkan kualitas hidup
Berdasarkan pertimbangan diatas, beberapa kegiatan IPTEK yang diperkirakan akan mempunyai peranan penting menjelang lepas landas adalah sebagai berikut:
Teknologi pertanian untuk peningkatan kemampuan budidaya dan pengelolaan, dan khususnya teknologi lepas panen dan pengelolaan hasil pertanian diarahkan untuk mengurangi kerugian, meningkatkan mutu dan nilai tambah
Masalah air dan lingkungan, demikian pula masalah kependudukan akan meminta perhatian IPTEK yang lebih besar lagi.
Pengolahan bahan kimia, bahan industri dan energi diarahkan untuk mendayagunakan sumber daya alam yang mencukupi kebutuhan industrialisasi, dan meningkatkan nilai tambah komoditi ekspor
Masalah-masalah kelautan dengan souverenitas perairan di Indonesia (ZEE) meminta masukan IPTEK yang lebih besar dan tinggi mutunya untuk pemanfaatan seoptimal mungkin
Masalah-masalah komunikasi (telekomunikasi, transportasi, dll) akan meminta bukan hanya penggunaan teknologi canggih tetapi pula perawatan dan penguasaannya.
Desain, rekayasa, dan bidang konstruksi diarahkan untuk meningkatkan kemandirian dalam pembangunan fisik serta pembangunan industri
Pengolahan dan penyebarluasan informasi diarahkan untuk memonitor dan mengadakan evaluasi keberhasilan pembangunan. Teknologi informasi tersebut akan diperlukan pula dalam industri jasa, yang mempunyai peranan penting dimasa yang akan datang
Masalah-masalah sosial budaya sehubungan dengan persyaratan bagi pembangunan maupun sebagai dampak-dampak pembangunan perlu penanganan dengan lebih berbobot didalam IPTEK serta konsepsional
Masalah-masalah pengelolaan hankamnas akan memerlukan penanganan dengan bobot IPTEK yang jauh lebih besar.
Untuk mendayagunakan Iptek diperlukan nilai-nilai luhur agar dapat dipertanggungjawabkan. Rumusan 4 (empat) nilai luhur pembangunan Iptek Nasional, yaitu :
1. Accountable, penerapan Iptek harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, lingkungan, finansial, bahkan dampak politis
2. Visionary, pembangunan Iptek memberikan solusi strategis dan jangka panjang, tetapi taktis dimasa kini, tidak bersifat sektoral dan tidak hanya memberi implikasi terbatas.
3. Innovative, asal katanya adalah “innovere” yang artinya temuan baru yang bermanfaat. Nilai luhur pembangunan Iptek artinya adalah berorientasi pada segala sesuatu yang baru, dan memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya untuk memproduksi inovasi baru dalam upaya inovatif untuk meningkatkan produktifitas.
4. Excellence, keseluruhan tahapan pembangunan Iptek mulai dari fase inisiasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, implikasi pada bangsa harus baik, yang terbaik atau berusaha menuju yang terbaik.
Pesatnya kemajuan Iptek memerlukan penguasaan, pemanfaatan, dan kemajuan Iptek untuk memperkuat posisi daya saing Indonesia dalam kehidupan global.
10.   Dampaknya dalam :
A.                 Penyediaan Pangan
11.   Perkembangan IPTEK dalam bidang pangan dimungkinkan karena adanya pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang pertanian terutama dalam peningkatan produktivitas melalui penerapan varitas unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pola tanaman dan pengairan. Namun di sisi lain perkembangan tersebut berdampak fatal, misalkan saja penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama ternyata dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia.
B.                  Penyediaan Sandang
12.   · Pada awalnya bahan sandang dihasilkan dari serat alam seperti kapas, sutra, woll dan lain-lain
13.   · Perkembangan teknologi matrial polimer menghasilkan berbagai serat sintetis sebagai bahan sandang seperti rayon, polyester, nilon, dakron, tetoron dan sebagainya
14.   · Kulit sintetik juga dapat dibuat dari polimer termoplastik sebagai bahan sepatu, tas dan lain-lain
15.   · Teknologi pewarnaan juga berkembang seperti penggunaan zat azo dan sebagainya.
C.                  Penyediaan Papan
16.   · Teknologi papan bersangkut paut dengan penyediaan lahan dan bidang perencanaan seperti city planning, kota satelit, kawasan pemukiman dan sebagainya yang berkaitan dengan perkembangan penduduk
17.   · Awalnya bahan pokok untuk papan adalah kayu selanjutnya dikembangkan teknologi matrial untuk mengatasi kekurangan kayu
18.   · Untuk mengatasi kekurangan akan lahan dikembangkan teknologi gedung bertingkat, pembentukan pulau-pulau baru, bahkan tidak menutup kemungkinan pemukiman ruang angkasa.
D.                 Peningkatan Kesehatan
5.       · Perkembangan Imu Kedeokteran seperti : ilmu badah dan lain-lain
6.       · Penemuan alat-alat kedokteran seperti : stetoskup, USG, dan lain-lain
7.       · Penemuan obat-obatan seperti anti biotik, vaksin dan lain-lain
8.       · Penemuan radio aktif untuk mendeteksi penyakit secara tepat seperti tumor dan lain-lain
9.       · Penelitian tentang kuman-kuman penyakit dan lain-lain.
E.                  Penyediaan Energi
12.   · Kebutuhan akan energi
13.   · Sumber-sumber energi
14.   · Sumber energi konvensional tak dapat diperbaharui
15.   · Sumber energi pengganti yang tak habis pakai
16.  · Konversi energi dari satu bentuk kebentuk yang lain.
III. PENUTUP
            Menurut saya kemajuan pemabnagunan nasional terhadap IPTEK sangat lah berkaitan. Karena dinegara maju tentu didukung dengan masyarakat yang cerdas. Karena dengan didukungnya oleh masyarakat-masyarakat cerdas perkembangan teknologi sangat pesat karena masyarakat cerdas bisa dengan mudah menciptakan teknologi-teknologi canggih yang dapat membantu kinerja orang lain.
Sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf.
Referensi: